Mon. Sep 15th, 2025
Taman Laut Rubiah

Kalau bicara soal tempat menyelam yang bikin hati deg-degan sekaligus tenang, Taman Laut Rubiah selalu jadi nama pertama yang muncul di kepala saya. Saya masih ingat waktu pertama kali dengar tentang taman laut ini dari teman yang sudah bolak-balik ke Sabang, Aceh. Katanya, spot ini bukan cuma cantik, tapi benar-benar menyuguhkan pengalaman snorkeling dan diving yang nggak ada duanya di Indonesia. Dan percaya deh, saya akhirnya harus lihat sendiri.

Waktu itu, saya sempat skeptis. “Ah, taman laut mah banyak di Indonesia, mau beda apa coba?” pikir saya. Tapi pengalaman pertama menyelam di Rubiah langsung menghapus semua keraguan itu. Airnya jernih banget, sampai-sampai saya bisa lihat ikan-ikan kecil yang berenang di sekitar terumbu karang, bahkan sampai detail terkecil. Warna-warni karangnya seperti pelangi yang hidup di bawah laut. Rasanya, setiap kali saya menggerakkan tangan, ikan-ikan kecil itu seperti menari mengikuti irama saya.

Perjalanan Menuju Taman Laut Rubiah

Mengenal Taman Laut Pulau Rubiah di Aceh Beserta dengan 4 Fakta Menariknya!  | SUPERLIVE

Perjalanan menuju Taman Laut Rubiah itu sendiri sudah penuh cerita. Dari Banda Aceh, saya naik ferry menuju Sabang. Bayangin, duduk di kapal sambil lihat laut lepas yang biru membentang, angin lautnya yang sejuk menerpa wajah—rasanya kayak lagi di film. Sesampainya di Pelabuhan Iboih, perjalanan belum selesai. Dari sana, kita harus naik perahu kecil sekitar 15-20 menit untuk sampai ke lokasi taman laut Superliveid.

Sambil menunggu perahu, saya ngobrol sama beberapa wisatawan lain yang juga mau snorkeling. Mereka bercerita tentang pengalaman masing-masing, kadang sambil ketawa karena ada yang baru pertama kali nyemplung tapi panik lihat ikan. Ada juga yang sudah sering diving, dan mereka bilang Rubiah tuh beda, karena ekosistemnya masih terjaga alami. Mendengar itu, saya makin nggak sabar buat nyemplung sendiri.

Snorkeling di Taman Laut Rubiah

Setelah siap dengan pelampung dan snorkel, saya mulai masuk ke air. Wah… rasanya seperti masuk dunia lain. Warna biru lautnya bukan cuma cantik, tapi begitu jernih sampai bisa lihat dasar laut tanpa susah payah. Ikan-ikan warna-warni itu benar-benar dekat, nggak takut sama manusia. Ada ikan badut yang lucu banget, mirip karakter di film animasi favorit saya, berenang di antara anemon.

Satu hal yang bikin saya kaget: terumbu karangnya sehat banget. Biasanya di banyak tempat, saya sering lihat karang yang rusak atau warnanya memudar. Tapi di Rubiah, karangnya penuh warna—merah, kuning, ungu—dan bentuknya bervariasi. Ada yang kayak jari-jari manusia, ada yang mirip kipas raksasa, dan beberapa yang kecil-kecil tapi padat. Rasanya pengen nyemplung terus tanpa henti.

Pengalaman Diving Di Taman Laut Rubiah

Selain snorkeling, diving di Taman Laut Rubiah juga pengalaman yang luar biasa. Saya pertama kali mencoba diving di sini dengan instruktur lokal yang ramah banget. Awalnya deg-degan, takut napas nggak beraturan atau kelamaan di bawah air. Tapi begitu turun, semua rasa takut itu hilang. Airnya hangat, visibility tinggi, dan arusnya lembut—cukup aman buat pemula.

Di kedalaman beberapa meter, saya lihat penyu laut yang santai berenang mendekati saya. Itu momen yang nggak akan pernah saya lupakan. Rasanya kayak punya teman baru, tapi teman yang bebas dan tenang. Kadang, saya sengaja pelan-pelan bergerak untuk nggak mengganggu mereka. Ternyata, penyu-penyu di Rubiah lumayan jinak dan nggak takut sama manusia selama kita tetap menghormati mereka.

Selain penyu, ada juga berbagai jenis ikan tropis yang jumlahnya banyak banget. Saya sampai harus menghentikan pergerakan sebentar untuk benar-benar menikmati pemandangan bawah lautnya. Ikan-ikan kecil berwarna kuning, biru, dan oranye berenang berkelompok, kadang saling menempel di karang, kadang membentuk formasi yang rapi. Pengalaman itu bikin saya sadar kalau menjaga alam itu nggak cuma penting, tapi juga bikin kita bisa menikmati momen yang langka.

Tips dan Kesalahan yang Pernah Saya Lakukan

Pulau Rubiah: Surga Wisata Bawah Laut di Aceh | Waktu News

Kalau ada yang mau ke Taman Laut Rubiah, saya mau berbagi beberapa tips praktis. Pertama, jangan lupa bawa sunblock yang aman untuk terumbu karang. Dulu saya nggak terlalu peduli soal ini, dan ternyata kulit jadi agak iritasi setelah beberapa jam di bawah matahari. Kedua, pakai sepatu snorkeling atau water shoes. Dasar lautnya kadang berbatu, dan ada karang tajam yang bisa bikin kaki lecet.

Satu kesalahan lucu yang saya lakukan adalah terlalu dekat dengan karang saat snorkeling. Ikan-ikan memang lucu dan penasaran, tapi karang bisa tajam dan bisa bikin tangan terluka. Jadi, belajar jaga jarak itu penting. Selain itu, selalu ikuti aturan dari guide lokal. Mereka tahu arus, titik terbaik buat snorkeling, dan spot diving yang aman. Percaya deh, kalau asal nyemplung tanpa panduan, bisa berisiko terseret arus atau mengganggu ekosistem laut.

Pelajaran yang Saya Dapat dari Taman Laut Rubiah

Dari pengalaman saya di Rubiah, ada beberapa pelajaran berharga yang saya bawa pulang. Salah satunya adalah soal pentingnya pelestarian alam. Melihat karang yang masih sehat dan ikan-ikan yang bebas berenang bikin saya sadar kalau menjaga lingkungan itu nggak bisa setengah-setengah. Setiap orang yang datang ke taman laut ini punya tanggung jawab untuk tidak meninggalkan sampah, tidak menyentuh atau memindahkan karang, dan tetap menghormati ekosistem.

Selain itu, saya belajar untuk lebih sabar. Menyelam atau snorkeling itu nggak bisa buru-buru. Kadang kita harus menunggu arus tenang, menyesuaikan napas, atau bahkan menunggu ikan-ikan muncul di tempat tertentu. Kesabaran ini ternyata nggak cuma berlaku di laut, tapi juga bikin saya lebih santai menghadapi masalah sehari-hari.

Dan terakhir, saya belajar menikmati momen. Di Rubiah, setiap detik di bawah laut itu berharga. Lihat ikan-ikan kecil, terumbu karang, dan penyu yang berenang santai bikin saya sadar, dunia ini penuh keajaiban kalau kita mau memperhatikan. Kadang terlalu sibuk mikirin pekerjaan atau gadget bikin kita lupa sama keindahan sederhana di sekitar.

Menginap dan Kuliner Sekitar

Setelah puas snorkeling dan diving, biasanya saya menginap di penginapan dekat Iboih. Ada banyak homestay yang nyaman dan ramah banget sama turis. Beberapa penginapan bahkan punya paket snorkeling dan diving yang praktis. Bangun pagi-pagi, minum kopi sambil lihat matahari terbit dari atas perahu kecil—itu momen yang bikin saya bener-bener relax.

Soal kuliner, Sabang punya beberapa warung lokal yang enak banget. Saya sering makan ikan bakar segar langsung dari nelayan, sambil ditemani nasi hangat dan sambal khas Aceh. Rasanya? Gila enaknya. Perpaduan rasa gurih ikan, pedas sambal, dan aroma asap bakaran bikin lidah nggak bisa berhenti. Ini jadi bonus tambahan setelah seharian puas eksplor laut.

Kesimpulan

Kalau ditanya apakah saya mau balik lagi ke Taman Laut Rubiah, jawabannya pasti iya. Pengalaman di sini bukan cuma soal liburan, tapi soal belajar menghargai alam, belajar sabar, dan belajar menikmati momen. Buat para blogger atau traveler, Taman Laut Rubiahjuga bisa jadi sumber konten yang luar biasa karena keindahan visualnya nyata, pengalaman yang bisa diceritakan banyak, dan nilai edukatifnya tinggi.

Rubiah itu bukan cuma sekadar taman laut biasa. Dia adalah laboratorium hidup yang mengajarkan kita banyak hal tentang kehidupan bawah laut dan bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan alam tanpa merusaknya. Jadi kalau ada kesempatan, jangan ragu untuk nyemplung. Rasakan sendiri warna-warni karang, ikan-ikan yang lucu, dan ketenangan yang cuma bisa didapatkan di sini.

Percayalah, pengalaman seperti ini nggak bisa didapatkan dari foto atau video doang. Harus dirasakan sendiri, dan setiap detiknya pasti bakal bikin kamu tersenyum, kagum, dan sedikit terpesona sama ciptaan Tuhan yang luar biasa ini.

Baca juga fakta seputar : Travels

Baca juga artikel menarik tentang  :Bangka Belitung: Menyelami Pesona Surga Tersembunyi di Sumatera