Waktu itu saya sedang asyik nonton dokumenter satwa liar di malam minggu—ya beginilah, hiburannya nonton NatGeo Wild sambil ngopi. Tiba-tiba, muncul segmen soal ular yang kelihatannya kecil, tapi katanya salah satu ular paling “sial” yang bisa kamu temui di Afrika. Namanya Mole Viper, atau yang lebih resmi dikenal sebagai Atractaspis.
Awalnya saya kira Animals ular ini semacam urban legend, karena bentuknya nggak kayak ular berbisa pada umumnya. Pendek, kekar, warnanya hitam legam dan gerakannya… yah, nggak mencolok. Tapi begitu si narator ngomong kalau ular ini punya bisa mematikan dan bisa menyerang tanpa membuka mulut lebar-lebar, saya langsung ngeluarin hape dan googling: “mole viper bisa benar-benar bahaya gak sih?”
Dan ternyata… IYA BANGET.
Mole Viper itu ular tanah (mole snake) yang termasuk dalam keluarga viper Afrika. Meski ukurannya pendek, racunnya tergolong kuat, bahkan dosis kecil bisa bikin gagal organ. Kalau kamu tinggal atau berencana traveling ke daerah Afrika bagian tengah atau selatan—khususnya yang hutan-hutan tropis atau semak-semak liar—mending baca sampai habis deh tulisan ini.
Saya bakal cerita juga pengalaman (nyaris) ketemu ular sejenis waktu ekspedisi kecil ke Tanzania tahun lalu. Hah? Tanzania? Iya, saya pernah ikut program pertukaran guru di sana. Panjang ceritanya. Tapi yang pasti: mole viper itu bener-bener bikin saya parno sama semak basah sampai sekarang.
Contents
Kenapa Mole Vipers Bisa Begitu Mematikan?
Salah satu alasan kenapa saya nggak suka ular adalah karena mereka nggak bersuara. Maksudnya, gak ada peringatan. Sekali dia udah siap serang, yaudah—BRUK! Digigit aja.
Nah, Mole Vipers ini lebih berbahaya lagi karena mereka bisa nyerang samping tanpa harus buka rahang. Iya, mereka punya semacam “taring geser” yang bisa keluar dari sisi kepala mereka. Jadi kamu bisa pikir posisi mereka lagi tidur santai, padahal si taring itu bisa langsung nyusup ke sisi kakimu Wikipedia.
Yang bikin tambah ngeri: mereka jarang keliatan. Namanya juga mole, alias ular yang suka hidup di bawah tanah. Kalau kamu jalan di daerah lembap, banyak semak, atau tanah berlumpur—apalagi habis hujan—mereka bisa aja ngumpet cuma beberapa sentimeter di bawah permukaan. Dan ya… begitu kamu nginjak atau ganggu mereka, gigitan itu bisa datang dari arah yang nggak kamu duga.
Bisa mereka itu neurotoksik. Jadi menyerang sistem saraf, bisa bikin kejang, lumpuh, bahkan gagal napas. Gejalanya nggak langsung dramatis kayak di film, tapi kalau kamu nggak cepat-cepat ditangani? Bisa tamat dalam hitungan jam.
Saya baca salah satu jurnal medis Afrika Selatan, katanya dalam kasus fatal, gejala bisa dimulai dari:
Nyeri hebat di lokasi gigitan
Pembengkakan yang cepat meluas
Mual dan muntah
Kehilangan kesadaran
Hingga gagal organ multipel
Dan ini tanpa luka besar—karena gigitan Mole Viper itu kecil, mirip digigit semut besar. Cuma perih luar biasa.
Kalau Digigit Mole Viper, Apa yang Harus Dilakukan?
Oke. Anggap skenario terburuk terjadi: kamu digigit Mole Viper. Mungkin kamu lagi hiking, atau camping, atau—kayak saya waktu itu—lagi bantu survey tanaman herbal di daerah pedalaman.
Langkah pertama yang HARUS kamu lakukan:
1. Jangan panik (meskipun susah)
Saya tahu ini terdengar klise, tapi bener. Kalau kamu panik, detak jantung naik, sirkulasi darah jadi makin cepat, dan racun bisa menyebar lebih cepat ke organ vital.
2. Imobilisasi area yang tergigit
Jangan gerakkan bagian yang tergigit. Kalau di kaki, tahan di posisi rendah. Jangan diangkat tinggi-tinggi. Boleh dibalut longgar (bukan tourniquet) untuk memperlambat penyebaran racun, tapi jangan sampai menghentikan aliran darah total.
3. Segera cari pertolongan medis
Ini yang krusial. Racun Mole Viper tidak bisa ditangani dengan pengobatan rumahan. Kamu butuh antivenom yang sangat spesifik, dan biasanya hanya tersedia di fasilitas medis yang siap dengan kasus gigitan ular eksotis.
4. Jangan lakukan:
Jangan sayat luka gigitan
Jangan hisap pakai mulut
Jangan minum alkohol atau obat sembarangan
Kalau kamu sedang di lokasi terpencil, segera kontak tim evakuasi atau masyarakat lokal yang tahu jalur tercepat ke klinik atau rumah sakit. Waktu adalah segalanya.
Habitat Asli Mole Vipers dan Kenapa Kamu Bisa Ketemu Mereka
Mole Vipers paling umum ditemukan di Afrika sub-Sahara. Mereka suka hidup di:
Tanah lembap
Hutan semak
Ladang-ladang pertanian
Daerah pinggiran rawa
Uniknya, mereka aktif malam hari. Jadi kamu bisa jalan siang hari dengan aman, tapi malamnya—kalau kamu nggak hati-hati pas masuk tenda atau keluar buang air—nah, itu bisa bahaya.
Di Tanzania, saya sempat beruntung. Salah satu pemandu kami mendadak berhenti dan ngasih aba-aba buat mundur. Dia nunjuk ke tanah. Dari kejauhan saya cuma liat semacam ranting hitam. Tapi begitu dia ambil tongkat kayu dan sentuh “ranting” itu… ternyata ular, dan itu Atractaspis bibronii, salah satu spesies Mole Viper.
Seketika saya gemetar. Serius. Padahal udah pakai sepatu bot dan celana panjang. Tapi tetap aja ngeri. Makhluk itu nggak bersuara, nggak gerak, cuma diem dan siap “nyeruduk”.
Sejak itu, saya jadi ekstra hati-hati setiap kali jalan di daerah tropis.
Tips Kalau Kamu Bertemu Mole Viper (Atau Ular Sejenis)
Bertemu Mole Viper langsung itu jarang. Tapi bukan berarti nggak mungkin. Berikut beberapa tips dari pengalaman pribadi dan pemandu lokal yang bisa kamu pakai:
1. Selalu pakai sepatu tinggi dan celana panjang
Ini perlindungan dasar. Jangan pernah masuk hutan dengan sandal jepit.
2. Bawa tongkat atau stick untuk menyapu tanah di depanmu
Serius. Ini bukan gaya-gayaan. Cukup sentuh-tusuk tanah di depanmu sebelum melangkah, terutama saat malam hari.
3. Periksa tenda sebelum tidur
Mole Vipers suka tempat gelap dan lembap. Kalau kamu camping, pastikan periksa dalam sleeping bag, sepatu, dan sela-sela tenda sebelum digunakan.
4. Jangan panik kalau ketemu, tapi jangan dekat-dekat
Mereka jarang menyerang kecuali terganggu. Tapi karena taringnya bisa nyamping, jaga jarak minimal 1 meter.
5. Edukasi orang di sekitar kamu
Kalau kamu bawa tim atau ikut ekspedisi, pastikan semua orang tahu soal keberadaan ular ini. Karena kadang bahaya datang bukan karena ularnya, tapi karena kita gak siap.
Gak Semua Ular Itu Jahat, Tapi Mole Viper? Lebih Baik Jaga Jarak
Saya nggak benci ular. Banyak ular itu sebenarnya pemalu dan bahkan berguna untuk ekosistem. Tapi Mole Viper? Jujur… saya tetap trauma tiap kali ingat bentuknya yang pendek, padat, dan licin itu.
Tulisan ini bukan buat nakut-nakutin, tapi buat bikin kamu siap. Kalau kamu pecinta alam, suka hiking, atau punya teman yang doyan camping—bagikan info ini ke mereka. Karena bahaya kadang datang bukan dari yang terlihat mengancam, tapi justru dari makhluk kecil yang kelihatan gak penting.
Mole Viper mungkin gak terkenal kayak King Cobra, tapi justru itu yang bikin mereka lebih menakutkan.
Dan kalau kamu pernah ketemu ular jenis ini, atau malah pernah digigit—boleh dong cerita di kolom komentar blog saya nanti. Siapa tahu, pengalamanmu bisa nyelametin nyawa orang lain.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Eurasian Jay: Burung Cerdas Peniru Suara Alam yang Menakjubkan dunia disini