masyarakat umum yang melakukan aktivitas fisik berlebihan. Meski sering dianggap sepele, cedera ini sebenarnya bisa berdampak serius pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan normal. Saya sendiri pernah mengalaminya ketika bermain futsal beberapa tahun lalu — dan pengalaman itu benar-benar membuka mata saya tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan ligamen.
Dalam artikel ini, saya akan membahas secara lengkap tentang apa itu cedera ligamen, penyebabnya, gejala yang perlu diwaspadai, cara pengobatan, hingga tips mencegah cedera ligamen agar kamu bisa tetap aktif tanpa khawatir.
Contents
Apa Itu Cedera Ligamen?

Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu memahami dulu apa itu ligamen.
Ligamen adalah jaringan ikat kuat dan elastis yang menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya di dalam sendi. Fungsi utama ligamen adalah menjaga stabilitas sendi dan mengontrol pergerakan tubuh, agar tidak terjadi pergeseran tulang yang berlebihan Alodokter.
Bayangkan ligamen seperti tali pengikat yang menjaga pintu tetap di engselnya. Jika tali itu meregang terlalu jauh atau bahkan robek, maka pintu (dalam hal ini sendi tubuh kita) akan kehilangan kestabilannya. Nah, kondisi inilah yang disebut cedera ligamen.
Cedera ligamen sering terjadi pada area:
Lutut (ACL, MCL, LCL, PCL)
Pergelangan kaki (ankle sprain)
Pergelangan tangan
Bahu
Dari berbagai lokasi tersebut, cedera ligamen lutut, terutama ACL (Anterior Cruciate Ligament), adalah yang paling sering dialami oleh atlet olahraga seperti sepak bola, basket, atau voli.
Penyebab Cedera Ligamen
Cedera ligamen biasanya terjadi akibat gerakan mendadak atau tekanan berlebihan pada sendi. Berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian medis, berikut penyebab paling umum:
1. Gerakan Tiba-Tiba dan Tak Terkontrol
Gerakan seperti berhenti mendadak, berputar dengan cepat, atau melompat dan mendarat dengan posisi yang salah dapat menyebabkan peregangan ekstrem pada ligamen.
Contohnya, saat bermain futsal, saya berusaha menahan bola lawan dan tanpa sadar melakukan gerakan berputar yang terlalu cepat. Akibatnya, ligamen lutut saya tertarik keras hingga terasa nyeri menusuk.
2. Benturan Langsung
Cedera akibat benturan keras sering terjadi pada olahraga kontak fisik seperti sepak bola, rugby, atau bela diri. Benturan ini bisa membuat ligamen meregang atau robek.
3. Kelelahan Otot
Otot yang lelah tidak mampu lagi menopang sendi dengan baik. Akibatnya, tekanan berlebih berpindah ke ligamen dan meningkatkan risiko cedera.
4. Kurangnya Pemanasan Sebelum Aktivitas
Ini adalah kesalahan klasik yang sering dilakukan banyak orang. Tidak melakukan pemanasan menyebabkan otot dan ligamen belum siap menerima beban berat, sehingga mudah cedera.
5. Faktor Kelemahan Fisik atau Genetik
Beberapa orang memiliki struktur tubuh atau kelenturan ligamen yang berbeda. Ada yang terlalu kaku, ada juga yang terlalu lentur (hipermobilitas). Kedua kondisi ini sama-sama bisa meningkatkan risiko cedera.
Jenis-Jenis Cedera Ligamen
Cedera ligamen dibagi menjadi tiga tingkatan berdasarkan tingkat keparahannya:
1. Tingkat 1 – Peregangan Ringan
Pada tingkat ini, ligamen hanya meregang sedikit tanpa robek. Biasanya menyebabkan nyeri ringan dan sedikit bengkak.
2. Tingkat 2 – Robekan Sebagian
Ligamen robek sebagian, menyebabkan sendi terasa tidak stabil dan nyeri cukup parah. Aktivitas fisik biasanya terganggu.
3. Tingkat 3 – Robekan Total
Ini adalah tingkat paling serius di mana ligamen robek sepenuhnya. Biasanya diikuti suara “pop” saat cedera terjadi, pembengkakan hebat, dan hilangnya stabilitas sendi. Dalam kasus ini, operasi sering kali menjadi satu-satunya pilihan.
Gejala Cedera Ligamen yang Perlu Dikenali

Berikut beberapa gejala umum yang menandakan kamu mengalami cedera ligamen:
Rasa sakit tajam dan mendadak di area sendi
Pembengkakan dalam beberapa jam setelah cedera
Kemerahan atau memar di sekitar sendi
Sendi terasa longgar atau tidak stabil
Kesulitan menahan beban tubuh (misalnya sulit berdiri di satu kaki)
Suara “pop” atau “krek” saat cedera terjadi
Saya masih ingat jelas saat pertama kali mendengar suara “pop” di lutut saya — rasanya seperti ada sesuatu yang putus di dalam. Setelah itu, saya tidak bisa melanjutkan permainan dan langsung duduk sambil menahan sakit luar biasa.
Diagnosis Cedera Ligamen
Untuk memastikan apakah cedera yang dialami benar berasal dari ligamen, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan menekan area sendi dan menggerakkan anggota tubuh untuk melihat stabilitas dan tingkat nyeri.
2. Tes Pencitraan
X-ray → untuk memastikan tidak ada patah tulang
MRI (Magnetic Resonance Imaging) → menampilkan detail jaringan lunak seperti ligamen dan otot
USG muskuloskeletal → membantu melihat kondisi ligamen secara real-time
Pemeriksaan MRI biasanya jadi “gold standard” untuk mendeteksi robekan ligamen secara akurat.
Pengobatan Cedera Ligamen
Perawatan cedera ligamen tergantung pada tingkat keparahannya. Ada beberapa metode yang biasa digunakan:
1. Metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation)
Ini adalah langkah awal yang wajib dilakukan segera setelah cedera:
Rest (Istirahat): hentikan semua aktivitas fisik
Ice (Kompres es): kurangi nyeri dan pembengkakan
Compression (Tekanan): gunakan perban elastis untuk menekan area cedera
Elevation (Tinggikan posisi): letakkan bagian tubuh yang cedera di posisi lebih tinggi dari jantung
Biasanya dilakukan selama 48–72 jam pertama.
2. Fisioterapi
Fisioterapi membantu memulihkan kekuatan otot, keseimbangan, dan fleksibilitas sendi. Latihan bertahap ini penting agar ligamen bisa kembali berfungsi normal.
3. Obat-Obatan
Dokter bisa meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.
4. Operasi Rekonstruksi Ligamen
Jika ligamen robek total (grade 3), operasi sering kali diperlukan. Prosedur ini biasanya melibatkan pencangkokan jaringan baru untuk menggantikan ligamen yang rusak.
Proses pemulihan pascaoperasi bisa memakan waktu 6–12 bulan.
Proses Rehabilitasi dan Pemulihan
Banyak orang mengira bahwa setelah operasi atau fisioterapi singkat, cedera ligamen akan sembuh total. Padahal, proses pemulihan yang optimal memerlukan komitmen dan kesabaran tinggi.
Berikut tahapan umumnya:
Fase awal (1–3 minggu): fokus pada pengurangan bengkak dan nyeri
Fase menengah (4–8 minggu): mulai latihan peregangan ringan
Fase lanjutan (2–6 bulan): latihan penguatan otot
Fase akhir (6–12 bulan): latihan stabilitas dan kembalinya fungsi normal sendi
Saya sendiri membutuhkan hampir 9 bulan untuk bisa kembali bermain futsal dengan normal setelah cedera ACL. Yang paling sulit adalah menjaga mental agar tidak takut cedera lagi.
Pencegahan Cedera Ligamen
Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa cara efektif untuk mencegah cedera ligamen:
1. Pemanasan Sebelum Aktivitas
Lakukan peregangan dinamis dan pemanasan minimal 10–15 menit sebelum olahraga. Ini membantu meningkatkan elastisitas ligamen.
2. Latihan Penguatan Otot Inti dan Kaki
Otot yang kuat dapat menopang sendi dengan lebih baik, mengurangi tekanan pada ligamen. Fokus pada latihan quadriceps, hamstring, dan core muscles.
3. Gunakan Alas Kaki yang Tepat
Sepatu dengan sol anti-slip dan ukuran pas dapat membantu menjaga keseimbangan dan mencegah tergelincir.
4. Jangan Paksakan Tubuh
Jika merasa lelah atau sakit, hentikan aktivitas. Kelelahan otot adalah salah satu penyebab utama cedera ligamen.
5. Pelajari Teknik Gerakan yang Benar
Bagi atlet, teknik yang tepat saat mendarat, melompat, atau berputar sangat penting. Salah teknik sedikit saja bisa menyebabkan cedera parah.
Cedera Ligamen pada Atlet: Kasus Nyata yang Menginspirasi
Beberapa atlet terkenal dunia pernah mengalami cedera ligamen serius namun berhasil bangkit, contohnya:
Zlatan Ibrahimović – mengalami cedera ACL parah namun kembali bermain di usia 36 tahun.
Derrick Rose – cedera ligamen lutut yang hampir mengakhiri kariernya, namun tetap bangkit.
Van Dijk (Liverpool) – cedera ligamen ACL pada tahun 2020, kembali bermain setelah hampir setahun pemulihan.
Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa dengan rehabilitasi yang tepat dan tekad kuat, cedera ligamen bukan akhir dari segalanya.
Baca fakta seputar : Health
Baca juga artikel menarik tentang : Thunderclap Headache: Kenali Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

